24 Juli 2009

KTI mencuci tangan

                                                                                      BAB I
                                                                             PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang


Masalah kesehatan anak di setiap negara berbeda, karena perbedaan lingkungan yang mempengaruhinya. Dalam garis besarnya, masalah tersebut di kelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu masalah yang di negara maju dan di negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Adapun masalah kesehatan yang terdapat di negara berkembang seperti penyakit infeksi, parasit dan kurang gizi. Kejadian dan penyebabnya bersifat komplek dan di pengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah lingkungan, biologi, psikologis, sosial maupun faktor prilaku masyarakat yang saling berinteraksi ( Markum. A. H, 1996:7).
Di perkotaan, warga yang miskin hidup berdesakan sesama warga yang miskin pula, sedangkan di desa tempat tinggal mereka biasanya hanyalah sebuah gubuk yang gelap disertai dengan ventilasi dan fasilitas sanitasi yang buruk. Kebersihan lingkungan dan perorangan, seperti juga halnya kebersihan tangan mempunyai arti yang besar dalam memelihara dan mempertahankan kesehatan manusia. Jika kebersihan tangan buruk, maka akan memberi dampak terserang penyakit pada seluruh golongan usia, terutama anak. Pada anak usia sekolah masalah khusus yang sering terjadi adalah malnutrisi, penyakit infeksi, penyakit saluran pencernaan dan penyakit kulit (Jellief. D. B. 1994 : 2). Banyak anak tidak melakukan cuci tangan sebelum makan, sehingga dapat berakibat bakteri yang ada di tangan akan dibawa masuk bersama makanan melalui mulut dan tenggorokan sampai ke dalam saluran pencernaan sehingga terjadinya suatu penyakit saluran pencernaan.
Berdasarkan survey awal di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya pada bulan Juli 2009 dari 27 responden yang diteliti, 6 siswa atau 22,22 % melakukan cuci tangan sebelum makan, 9 siswa atau 33,33 % jarang melakukan cuci tangan sebelum makan, dan 12 siswa atau 44,44 % tidak pernah melakukan cuci tangan sebelum makan.
Kenyataan ini memberi gambaran bahwa masih banyak ditemukan anak yang tidak mencuci tangan sebelum makan. Sehingga dapat menimbulkan kondisi tubuh anak yang rentan memudahkan terjadinya infeksi, baik karena virus, bakteri, maupun parasit. Oleh karena itu, selain menghindari sumber penyakit, biasanya menjaga kebersihan tangan sejak usia dini. Infeksi yang sederhana pun biasanya menular melalui udara, makanan atau langsung ke kulit tubuh. Dari tangan yang kotor, kulit tubuh yang kotor, serta lingkungan yang kotor dapat menjadikan penyakit pada anak (Amaranila Lalita D, 2001: 46)
Budaya atau adat istiadat tempat tinggal anak akan tercermin dalam sikap dan perilakunya sehari-hari, seperti halnya dapat dilihat dari kebiasaan anak mencuci tangan. Keyakinan anak tentang kesehatan, pola didik dan pola asuh terhadap anak dipengaruhi oleh nilai budaya, selain nilai agama dan moral yang dianutnya (Yupi Supartini, 2004 : 22). Budaya mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku anak yang selama ini mempunyai kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan, budaya yang demikian merupakan faktor terjadinya suatu penyakit infeksi saluran pencernaan. Mereka menganggap bahwa mencuci tangan sebelum makan tidaklah terlalu penting .Dengan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian guna menghilangkan kebiasaan tersebut.
Faktor yang berpengaruh dalam timbulnya masalah adalah peran orang tua. peran orang tua menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu (Nasrul Effendi, 1998 : 34). Salah satu Peran orang tua adalah sebagai pendidik. Apabila peran ini dilaksanakan dengan baik maka kebiasaan seorang anak akan menjadi lebih baik dan anak akan termotivasi untuk melakukan kebiasaan mencuci tangan sebelum makan. 
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah ini diantaranya adalah melalui kerjasama antara Departemen Kesehatan RI, Menko Kesra dan United state Agency International Developtment (USAID) melalui Environment Service Program (ESP). Dalam sambutan Gubernur Jatim H. Imam Utomo menekankan betapa pentingnya budaya cuci tangan itu bisa dipahami dan selalu dilakukan oleh semua orang yang merupakan langkah efektif agar terhindar dari bahaya penyakit seperti diare, muntaber yang disebabkan oleh kuman yang menempel di tangan kita saat menyentuh makanan yang akan kita makan dan saya harapkan dengan melalui kampanye cuci tangan dengan sabun ini perlu ditanamkan sejak usia dini dan juga melaksanakan sosialisasi secara efektif kepada masyarakat agar tujuan peningkatan derajad kesehatan masyarakat dapat tercapai.
Dari paparan di atas maka kami ingin meneliti “ Gambaran Peran Orang Tua Dalam Kegiatan Mencuci Tangan Sebelum Makan di TK ST. Aisyah Bustanul Akhfa 23 Jl. Mojo Kidul No 3 Surabaya.
1.2Rumusan Masalah
  Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah sebagai berikut:
Bagaimanakah peran orang tua dalam kegiatan mencuci tangan sebelum makan ?
1.3Tujuan Penelitian
Mengidentifikasi peran orang tua dalam kegiatan mencuci tangan sebelum makan pada anak di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya. 

1.4Manfaat Penelitian
1.4.1Bagi Peneliti
Meningkatkan pengetahuan dan memberikan pengalaman nyata bagi peneliti dalam proses penelitian.
1.4.2Bagi Institusi
Sebagai dasar dan masukan untuk perkembangan ilmu yang berhubungan dengan mata kuliah Keperawatan anak mencuci tangan sebelum makan. 
1.4.3Bagi Istitusi Terkait
Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai masukan dalam membantu meningkatkan kebersihan tangan pada anak.
1.5Batasan Penelitian

  Dari latar belakang di atas, terdapat beberapa faktor yang timbul. Pada penelitian ini penulis membatasi pada gambaran peran orang tua dalam kegiatan mencuci tangan sebelum makan di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya Tahun 2009.

                                                                          BAB II
                                                          TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dibahas teori tentang : (1) Konsep orang tua, (2) Konsep anak usia pra sekolah, (3) Konsep mencuci tangan dan, (4) Kerangka Konsep.
2.1Konsep Orang Tua


2.1.1Pengertian
Orang tua bisa disebut sebagai orang tua karena ia memainkan dua peranan sekaligus dalam kehidupan di dunia ini yaitu peran sebagai orang tua dan peran sebagai anak (Muhydin Muhammad, 2003:93).
Orang tua adalah dua orang yaitu ayah dan ibu yang telah melahirkan kita atau orang yang mengadopsi anak berdasarkan catatan hukum.
2.1.2Peran Orang Tua
Adalah peran yang harus dimainkan oleh orang tua dalam konteksnya sebagai ayah dan ibu bagi anaknya (Muhammad M, 2003:96). Peranan itu adalah :
1)Pengasuhan
Mengasuh anak lebih diorientasikan sebagai pengawal dalam memantau perkembangan anak.
2)Perawatan
Merawat anak berkaitan dengan dimensi fisik atau lahir anak, seperti papan, pangan dan sandang.


3)Pendidikan
Mendidik anak berkaitan dengan sosialisasi nilai-nilai kepada anak, seperti memberi pendidikan kepada anak tentang pentingnya mencuci tangan sebelum makan. Dengan cara memberi penjelasan dan contoh kepada anak untuk melakukan cuci tangan sebelum makan. Hal tersebut akan menjadikan anak untuk termotivasi membiasakan diri mencuci tangan sebelum makan. 
4)Pembelajaran
Pembelajaran terhadap anak erat kaitannya dengan penumbuh-kembangan pembebasan dan pendewasaan anak.
 Menurut Nasrul Effendi (1998:34), peran orang tua adalah :
1)Peran Ayah 
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagian kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2)Peran Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.


2.1.3Kewajiban Orang Tua Kepada Anak
Menurut Burhanuddin Salam (2000:198), kewajiban orang tua kepada anak adalah :
1)Menjaga keselamatan anak
Dimulai sejak dalam kandungan rahim ibunya, anak memerlukan perhatian sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.
2)Mendoakan keselamatan anak
Orang tua berkewajiban untuk mendoakan keselamatan anak agar menjadi anak yang shaleh dan terhindar dari kecelakaan.
3)Mengakikahkan anak
Pada hari ketujuh dari kelahiran bayi disembelih kambing sebagai akikah, di cukur rambut bayi dan diberi nama yang baik.
4)Menyusui dan memberi makan
Selama kurang lebih 2 tahun anak disusukan oleh ibunya dan seterusnya orang tua berkewajiban memberi makan secara wajar menjelang dewasa dimana masanya sudah dapat dilepas oleh pihak orang tua untuk berdiri sendiri.
5)Memberikan kiswah atau pakaian dan tempat tidur yang layak.
6)Mengkhitankan.
7)Memberikan ilmu.
Memberikan ilmu berarti mengajar sendiri secara langsung maupun memasukkan anak ke dalam salah satu lembaga pendidikan.
8)Menikahkan anak
Orang tua mempunyai kewajiban untuk menikahkan anaknya apabila sudah mencapai baligh atau dewasa.
2.2Konsep Dasar Anak Usia Pra Sekolah
2.2.1Batasan istilah
Anak pra sekolah adalah anak yang berumur antara 3 sampai 6 tahun dimana anak menyempurnakan penguasaan terhadap tubuh mereka dan merasa cemas menunggu awal pendidikan formal (Potter dan Perry, 2005 : 663).
Anak pra sekolah merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan pada usia 2,5 sampai 5 tahun atau belum masuk sekolah (Aziz Alimul, 2005 : 6).
2.2.2Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Pra Sekolah
Menurut Frankenburg, dkk (1981) dikutip dari Soetjiningsih, 1998 : 29 mengemukakan bahwa terdapat 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak balita yaitu :
1.Personal sosial (kepribadian atau tingkah laku sosial). Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
2.Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot – otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Misalnya kemampuan untuk menggambar, memegang sesuatu benda dan lain – lain.
1)Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.


2)Gross motor (perkembangan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
2.2.2.1 Pertumbuhan
 Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel – sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel.
1) Pertumbuhan Fisik
 Pada usia ini, proporsi tubuh anak berubah secara dramatis, rata – rata tingginya 90 – 110 cm dan beratnya 10 – 13 kg. Tulang kakinya tumbuh dengan cepat namun pertumbuhan tengkoraknya tidak secepat usia sebelumnya. Pertumbuhan giginya semakin lengkap atau komplit sehingga sudah menyukai makanan padat, seperti daging, sayur, buah dan kacang – kacangan. Pertumbuhan otaknya sudah mencapai 75% dari ukuran dewasa, pernafasan menjadi lebih lambat dan mendalam, denyut jantung lebih lambat dan menetap.
2.2.2.2 Perkembangan 
  Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur atau fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan yang terorganisasi (Nursalam, 2005 : 32 – 33).






Menurut Djawad Dahlan (2000, 163 – 175) perkembangan dibedakan sebagai berikut : 
1) Perkembangan Intelektual
  Menurut Piaget, perkembangan kognitif pada usia ini berada pada periode pre operasional yaitu tahapan dimana anak belum mampu menguasai operasi mental secara logis. Periode ini ditandai dengan berkembangnya representasional atau “symbolic function” yaitu kemampuan menggunakan sesuatu untuk merepresentasikan atau mewakili sesuatu yang lain dengan menggunakan simbol (kata – kata, bahasa gerak atau gesture dan benda). Menurut teori Erikson, pada masa pra sekolah anak berada pada fase inisiatif vs rasa bersalah (initiative vs guilty) dimana anak berkembang rasa ingin tahu dan daya imajinasinya (Nursalam, 2005 : 39). 
2) Perkembangan Emosional
  Pada usia 4 tahun, anak sudah mulai menyadari Akunya, bahwa Akunya (dirinya) berbeda dengan bukan Aku (orang lain atau benda). Kesadaran ini diperoleh dari pengalamannya, bahwa tidak setiap keinginannya dapat dipenuhi orang lain. Beberapa jenis emosi yang berkembang pada masa ini antara lain rasa takut karena mengenal adanya bahaya, rasa cemas yang muncul dari situasi yang dikhayalkan, rasa marah karena tidak senang terhadap pemenuhan keinginannya yang terhambat, rasa cemburu pada saudaranya karena telah merebut kasih sayang orang tuanya, rasa ingin tahu yang ditandai dengan pertanyaan – pertanyaan yang diajukan anak.





3) Perkembangan Motorik
  Pada perkembangan motorik kasarnya anak mampu mengendarai sepeda roda tiga, melompat dan meloncat pada satu kaki, menangkap dan melempar bola dengan baik, mencoba berdansa tetapi keseimbangan anak mungkin tidak adekuat. Sedangkan pada perkembangan motorik halusnya, anak mampu menggunakan gunting dengan baik untuk memotong gambar mengikuti baris, dapat memasang sepatu tetapi tidak mampu mengikat talinya, dalam menggambar meniru lingkaran, menyalin bentuk kotak, dan mampu mencetak huruf dan angka atau kata seperti nama panggilan. 
4) Perkembangan Bahasa
  Pada masa ini anak sudah dapat menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya, anak banyak menanyakan nama dan tempat, tingkat berpikir anak sudah lebih maju, anak banyak menanyakan soal waktu dan anak mengetahui nama – nama hari dalam seminggu, bulan dan kata yang berhubungan dengan waktu lainnya.
5) Perkembangan Sosial
  Menurut teori Sigmund Freud, pada usia ini anak berada pada fase phalik, dimana anak mulai mengenal perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki – laki (Nursalam, 2005 : 39). Sehingga anak sudah aktif berhubungan dengan teman sebayanya. Anak mulai mengetahui aturan – aturan baik di lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan bermain, sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada peraturan, anak mulai menyadari hak atau kepentingan orang lain, dan anak mulai dapat bermain bersama teman sebayanya.



6) Perkembangan Moral
  Pada masa ini, anak sudah memiliki dasar tentang sikap moralitas terhadap kelompok sosialnya (orang tua, saudara dan teman sebayanya). Melalui pengalaman berinteraksi dengan orang lain anak belajar memahami tentang kegiatan atau perilaku mana yang baik, boleh, diterima, disetujui atau buruk, tidak boleh, ditolak dan tidak disetujui. Berdasarkan pemahamannya itu, maka pada masa ini anak harus dilatih atau dibiasakan mengenai bagaimana dia harus bertingkah laku (misalnya : mencuci tangan sebelum makan, menggosok gigi sebelum tidur).
2.3 Konsep Mencuci Tangan
2.3.1Pengertian
Membersihkan tangan dari segala kotoran, dimulai dari ujung jari sampai siku dan lengan dengan cara tertentu sesuai dengan kebutuhan (Dinkes, 1994).
Menggosok dengan sabun secara bersama seluruh kulit permukaan tangan yang kemudian dibilas dengan air mengalir (Potter dan Perry, 2005:951). 
2.3.2Tujuan
(1)Mencegah terjadinya infeksi silang melalui tangan.
(2)Menjaga kebersihan perseorangan (Dinkes, 1994:17). 
(3)Untuk membuang kotoran dan organisme yang menempel dari tangan dan untuk mengurangi mikroba total yang ada pada saat itu (Potter dan Perry, 2005:951).  
2.3.3Macam-macam cara mencuci tangan
(1)Cara biasa
(2)Cara desinfeksi
(3)Cara steril
1) Mencuci tangan dengan cara biasa
Pengertian :
Membersihkan tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir atau yang disiramkan.
Tujuan :
(1)Mencegah terjadinya infeksi silang melalui tangan.
(2)Menjaga kebersihan perseorangan.
Persiapan :
(1)Air bersih yang mengalir atau air di dalam baskom.
(2)Sabun.
(3)Sikat lunak (bila diperlukan)
(4)Handuk/ lap bersih dan kering.
Pelaksanaan :
(1)arloji atau aksesoris harus dilepas (bila memakai).
(2)Tangan sampai siku dibasahi, kemudian disabuni dan digosok atau disikat bila perlu.
(3)Tangan selanjutnya dibilas dengan air bersih, dan dikeringkan dengan menggunakan handuk/ lap yang kering.
2) Mencuci tangan dengan cara desinfeksi
Pengertian :
Mencuci tangan dengan larutan desinfektan, khususnya bagi petugas yang berhubungan dengan pasien berpenyakit menular.


Tujuan :
(1)Mencegah terjadinya infeksi silang.
(2)Menjaga kebersihan perseorangan.
Persiapan :
(1)Air bersih yang mengalir atau air di dalam baskom.
(2)Larutan desinfektan, antara lain lysol, savlon.
(3)Handuk atau lap kering.
Pelaksanaan :
Tangan mulai dari ujung jari sampai siku dibasahi dengan air mengalir, setelah itu direndam sekurang-kurangnya dua menit di dalam larutan desinfektan, kemudian dibilas dengan air bersih dan keringkan dengan handuk atau lap kering.
1)Mencuci Tangan dengan Cara Steril
Pengertian
Mencuci tangan secara steril, khususnya bila akan membantu tindakan pembedahan.
Tujuan :
(1)Mencegah terjadinya infeksi silang.
(2)Menjaga kebersihan perseorangan.
Persiapan :
(1)Kran harus mengalir yang mempunyai tangkai panjang atau khusus.
(2)Sikat steril dalam tempatnya.
(3)Alkohol 70% dalam tempatnya.
(4)Sabun.
Pelaksanaan :
(1)Bila memakai aksesoris harus dilepas. Lengan baju digulung sampai di atas siku.
(2)Kran di buka, tangan dibasahi sampai siku, disabuni dan digosok dengan jari sekurang-kurangnya dua menit, kemudian dibilas (sabun tetap dipegang).
(3)Ambil sikat, kemudian tangan disabuni lagi dan disikat mulai dari jari-jari terutama kuku, sela-sela jari, punggung dan telapak tangan, sekurang-kurangnya 10 kali. Setelah itu penyabunan dan penyikatan dilakukan pada kedua lengan, masing-masing sekurang-kurangnya enam kali.
(4)Tangan dibilas mulai dari ujung-ujung jari sampai ke siku (sabun dan sikat tetap dipegang).
(5)Tangan disabuni, disikat dan dibilas lagi seperti tadi. Ini diulang beberapa kali dalam waktu sekurang-kurangnya 15 menit.
(6)Setelah selesai, sabun dan sikat dikembalikan ke tempatnya. Tangan dibilas dan tetap diarahkan ke atas sehingga air dari tangan mengalir ke siku.
(7)Kran ditutup dengan siku.
(8)Tangan dikeringkan dengan lap kering steril. Satu bagian dari lap seyogyanya hanya dipakai untuk satu tangan, dan bagian yang lain untuk tangan yang sebelah lagi.

2.4Kerangka Konsep

 
 




Keterangan :
 : yang diteliti
 : yang tidak diteliti

Gambar 2.1 : Kerangka Konsep Peran Orang tua Dalam Kegiatan Mencuci Tangan Sebelum makan pada Anak di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya Tahun 2009.
 
 Kegiatan mencuci tangan sebelum makan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, peran orang tua (pengasuh, perawatan, pendidik, pembelajaran), dan lingkungan. Apabila faktor-faktor tersebut mendukung dengan baik, maka anak akan terbiasa mencuci tangan sebelum makan. 
Pada penelitian ini akan membahas tentang peran orang tua dalam kegiatan mencuci tangan sebelum makan pada anak di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya Tahun 2009. 

                                                                            BAB III
                                                                  METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan atau pemecahan suatu masalah (Soekidjo Notoatmodjo, 2005:19). Dalam bab ini akan dibahas tentang (1) Desain Penelitian, (2) Waktu Dan Tempat Penelitian, (Kerangka Penelitian, (4) Sampling Desain, (5) Identifikasi Variabel, (5) Definisi Operasional, (7) Pengumpulan Data Dan Analisa Data, (8) Etika Penelitian, Dan (9) Keterbatasan Penelitian.
3.1Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian (A. Aziz Alimul Hidayat, 2003:27). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran tentang suatu keadaan obyek (Soekidjo Notoatmodjo. 2005:128). Penelitian ini akan menggambarkan peran orang tua dalam kegiatan mencuci tangan sebelum makan.

3.2Waktu dan Tempat Penelitian 
3.2.1Waktu dan Penelitian
Waktu penelitian mulai dari pengambilan data survey awal sampai dengan penyusunan laporan penelitian bulan Juli tahun 2009. 

3.2.2Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya.
3.3Kerangka Kerja
Kerja merupakan tahapan dalam suatu penelitian yang menyajikan alur penelitian, terutama yang digunakan dalam penelitian (Nursalam, 2003:211). Adapun rencana kerja dalam penelitian ini adalah tergambar sebagai berikut : 











.





Gambar 2.3 : Kerangka Kerja Penelitian Gambaran Peran Orang Tua dalam kegiatan Mencuci Tangan Sebelum Makan di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya 2009.

3.4Sampling Desain 
3.4.1Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006: 55). Pada penelitian ini, populasi adalah seluruh orang tua anak usia 3 - 4 tahun sebanyak 120 orang di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya.
3.4.2Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih dengan sampling tertentu untuk bisa memenuhi atau mewakili populasi (Nursalam, 2001:65). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian orang tua anak usia 3 – 4 tahun di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 Jl. Mojo Kidul No 3 Surabaya yang memenuhi kriteria inklusi.
3.4.3Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2001:65). Pada penelitian ini sampel yang layak diteliti adalah: 
1)Orang tua yang memiliki anak usia 3 - 4 tahun
2)Bersedia diteliti dengan menandatangani informed consent.
3.4.4Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2006:55). Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, 2003:97).
Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan secara total sampling atau sampling jenuh yaitu cara pengambiolan sampel dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel (A. Aziz Alimul H., 2007: 74).

3.5Identifikasi Variabel
Variabel adalah karakteristik yang memberikan nilai beda tentang sesuatu (benda, manusia dan lain-lain) yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok tersebut (Nursalam, 2003:101).
Pada penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal. Variabel penelitiannya adalah gambaran peran orang tua dalam kegiatan mencuci tangan sebelum makan.

3.6Definisi Operasional
Definisi operasional gambaran peran orang tua dalam kegiatan mencuci tangan sebelum makan di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya.
Tabel 3.1 Definisi Operasional Gambaran Peran Orang Tua Dalam Kegiatan Mencuci Tangan Sebelum Makan pada anak usia 3 – 4 tahun di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya
Variabel
Definisi
Operasional
Indikator
Alat ukur
Skala
Skor
Variabel penelitian adalah peran orang tua dalam kegiatan mencuci tangan 
Tindakan orang tua dalam kegiatan mencuci tangan sebelum makan.

1.Pengasuh
2.Perawatan
3.Pendidik
4.Pembelajaran
Kuesioner
1-3
4-5
6-7
8-10
Ordinal
1.Baik
76-100%
2.Cukup
56-75%
3.Kurang
<56%
Jawaban 
“benar”
skor : 1
Jawaban 
“salah”
skor : 0

3.7Pengumpulan Data dan Analisa Data
3.7.1Pengumpulan data
Setelah mendapat izin dari beberapa pihak yang terkait diantaranya adalah Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya, Kepala TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya, peneliti membuat persetujuan dari responden sebagai subyek penelitian yaitu sebagian orang tua dari anak usia 3 - 4 tahun. Kemudian peneliti membagikan kuesioner kepada orang tua untuk menjawab pertanyaan yang ada pada kuesioner. Bila orang tua tidak mengerti tentang pertanyaan dari kuesioner maka peneliti membantu menjelaskan atau langsung wawancara dengan orang tua menggunakan kuesioner atau (indept interview)
3.7.2Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan data (Soekidjo Notoatmodjo, 2002:48). Pada penelitian ini peneliti memberikan pertanyaan terbuka kepada responden dengan kuesioner tentang berbagai uraian yang berhubungan dengan peran orang tua dalam kegiatan mencuci tangan sebelum makan di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya. Dalam hal ini kuesioner yang diajukan pada responden yang terbentuk pertanyaan terbuka (open ended questioner). Pilihan jawaban sudah ditentukan peneliti dengan multiple choice yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang peran orang tua dalam kegiatan mencuci tangan sebelum makan di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya.
3.7.3Analisa Data
Setelah data terkumpul dilakukan penyuntingan data dan coding. Teknik pemberian skor pada kuesioner dengan menggunakan skor ordinal. Untuk jawaban “benar” bernilai 1 dan jawaban “salah” bernilai 0. data diolah dengan menggunakan skala ordinal, apabila jumlah nilai 76-100% artinya peran orang tua baik, 56-76% artinya peran orang tua cukup, dan nilai <56% artinya peran orang tua kurang. Selanjutnya data yang telah terkumpul dan disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabel untuk mengetahui peran orang tua dalam kegiatan mencuci tangan sebelum makan di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya.

3.8Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini terlebih dahulu peneliti mengajukan izin pada Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya, Kepala TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya untuk mendapatkan persetujuan. Kemudian kuesioner dikirim ke subyek yang diteliti. Penelitian menekankan masalah etika yang meliputi :
3.8.1Informed Consent atau persetujuan menjadi responden
Sebelum mengambil sampel terlebih dahulu meminta izin kepada subyek yang akan diteliti, baik secara lisan maupun lembar persetujuan atas kesediannya dijadikan subyek penelitian dengan tujuan agar obyek mengetahui maksud dan tujuan penelitian.
3.8.2Anonimity atau tanpa nama
Nama subyek tidak perlu dicantumkan pada pengumpulan data untuk mengetahui keikutsertaan. Peneliti cukup dengan menuliskan code pad masing-masing di lembar pengumpulan data.
3.8.3Confidentiality atau kerahasiaan
Kerahasiaan informasi yang telah diberikan oleh subyek dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset.

3.9Keterbatasan
3.9.1Pengumpulan data dengan lembar kuesioner memiliki jawaban lebih banyak dipengaruhi oleh sikap dan harapan pribadi yang bersifat obyektif, sehingga hasilnya kurang memiliki kualitatif.
3.9.2Alat untuk mengumpulkan data atau lembar kuesioner tidak diujicobakan terlebih dahulu sehingga memungkinkan timbulnya missed perception.
Waktu, biaya dan jumlah responden yang kurang sehingga kurang representative untuk mewakili populasi

                                                                            BAB IV
                                               HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini disajikan hasil pengumpulan data dari responden yang diperoleh tanggal 13-15 Juni 2009 dan pembahasan. Penyajian dimulai dari data umum tentang gambaran lokasi penelitian dan karakteristik responden yang meliputi jenis kelamin, umur orang tua, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak, usia anak dan jenis kelamin anak. Data khusus disajikan mengenai peran orang tua dalam kegiatan mencuci tangan sebelum makan pada anak usia 3 - 4 tahun di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya.
4.1Hasil Penelitian
4.1.1Data Umum
4.1.1.1Gambaran Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya, dengan lokasi sebelah barat berbatasan dengan Kantor Kecamatan Deket, timur Kantor Koramel, selatan jalan raya Jakarta-Surabaya, dan sebelah utara perumahan penduduk. SD ini mempunyai luas bangunan 400 m2 yang terdiri dari 6 kelas, 1 ruang guru, 1 toilet, dan 1 ruang perpustakaan.
Jumlah siswa kelas 1 tahun 2009 sebanyak 27 anak, yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. SDN Deket Wetan II Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan dipimpin oleh seorang kepala sekolah, dibantu 9 orang guru, yang terdiri dari 6 guru kelas, 1 guru bahasa Inggris, 1 guru agama, dan 1 guru olahraga.
4.1.1.2Karakteristik Responden
  Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak, usia anak, dan jenis kelamin anak.
1)Distribusi Jenis Kelamin Responden 
  
Sumber : Data Primer Penelitian Juni 2008
Gambar 4.1 Distribusi Jenis Kelamin Responden di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya tahun 2009.

  Gambar di atas menunjukkan lebih dari sebagian responden berjenis kelamin perempuan yaitu 74%. 

2)Distribusi Umur Responden 
  

Sumber : Data Primer Penelitian Juni 2008
Gambar 4.2 Distribusi Umur Responden di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya tahun 2009.

  Gambar di atas menunjukkan lebih dari sebagian responden berumur 20-45 tahun. 

3) Distribusi Pendidikan Responden 
  








Sumber : Data Primer Penelitian Juni 2008
Gambar 4.3 Distribusi Pendidikan Responden di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya tahun 2009.

  Gambar di atas menunjukkan lebih dari sebagian responden berpendidikan SMA/ sederajat (67%). 

4)Distribusi Pekerjaan Responden 
  








Sumber : Data Primer Penelitian Juni 2008
Gambar 4.4 Distribusi Pekerjaan Responden di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya tahun 2009.

  Gambar di atas menunjukkan lebih dari sebagian responden tidak bekerja (59%). 


5) Distribusi Jumlah Anak 
  









Sumber : Data Primer Penelitian Juni 2008
Gambar 4.5 Distribusi Jumlah Anak Responden di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya tahun 2009.

  Gambar di atas menunjukkan lebih dari sebagian jumlah anak 2-3 anak atau 67% yang dimiliki oleh responden. 

5)Distribusi Umur Anak 
  








Sumber : Data Primer Penelitian Juni 2008

Gambar 4.6 Distribusi Umur Anak Responden di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya tahun 2009.

  Gambar di atas menunjukkan lebih dari sebagian anak di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya berumur 4 tahun (56%).


6)Distribusi Jenis Kelamin Anak Responden
  







Sumber : Data Primer Penelitian Juni 2008
Gambar 4.7 Distribusi Jenis Kelamin Anak di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya tahun 2009.

  Gambar di atas menunjukkan lebih dari sebagian anak berjenis kelamin perempuan 56%.

4.2Data Khusus
4.2.1Peran Orang Tua 
Peran orang tua dalam kegiatan mencuci tangan sebelum makan pada anak di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya terdapat pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Distribusi Peran Orang Tua dalam kegiatan mencuci tangan sebelum makan Pada Anak di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya Tahun 2009.
 

Dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa mayoritas peran orang tua dalam kegiatan mencuci tangan sebelum makan pada anak di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya adalah baik (88,9%).

4.3Pembahasan
Hasil penelitian dari tabel 4.1 memberikan gambaran bahwa mayoritas atau 88,9% dari 27 responden orang tua berperan baik dalam kegiatan mencuci tangan sebelum makan pada anak di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya.
Kondisi ini disebabkan oleh karakteristik responden yang hampir seluruhnya (74%) adalah perempuan dimana pada umumnya seorang perempuan lebih memiliki sifat keibuan sehingga mereka bersedia untuk kebahagiaan anaknya (Kartini Kartono, 1999). Dengan segala upaya seorang ibu akan berusaha untuk melindungi anaknya dari segala macam bahaya dan memenuhi segala kebutuhan anak, terutama mendampingi anak dalam kegiatan mencuci tangan sebelum makan. Seorang ibu akan selalu mengingatkan kepada anaknya untuk melakukan cuci tangan sebelum makan, dengan memenuhi segala kebutuhan anak misalnya kebutuhan nutrisi, pakaian, tempat tinggal dan yang tidak kalah pentingnya adalah menjaga kebersihan tangan sebelum makan. Ikatan seorang ibu dengan anak sangatlah kuat, pada umumnya seorang ibu lebih dekat dengan seorang anak sehingga pada saat melakukan cuci tangan sebelum makan sangat memerlukan dampingan dari seorang ibu. Hal ini sangat berpengaruh dalam memberikan motivasi pada anak untuk selalu melakukan cuci tangan sebelum makan.
Selain karakteristik responden yang hampir seluruhnya (56%) perempuan dan berusia 20-45 tahun yang merupakan usia reproduktif, dimana tingkat kematangan sebagai orang tua sudah terbentuk, dalam memotivasi anak mencuci tangan sebelum makan sudah didasarkan atas pemikiran mengenai baik buruknya, sehingga tangan anak sebelum makan tetap bersih karena orang tua telah mampu menjalankan tugasnya. Disamping itu orang tua yang memiliki usia ini mudah untuk memahami, apabila anak tidak melakukan cici tangan sebelum makan, dapat mengakibatkan bakteri yang ada di tangan akan di bawah masuk bersama makanan melalui mulut dan tenggorokan sampai ke dalam saluran pencernaan sehingga terjadinya suatu penyakit saluran pencernaan(Jellief. D. B. 1994 : 2). 
Bila ditinjau kembali gambar 4.3 lebih dari sebagian (67%) pendidikan responden adalah SMA/ sederajat sehingga memungkinkan lebih mudah menerima informasi dan memiliki kemampuan yang lebih untuk mengajarkan kebiasaan kepada anak untuk mencuci tangan sebelum makan. Dengan pengetahuan yang dimiliki, maka orang tua akan lebih mengerti betapa pentingnya mencuci tangan sebelum makan pada anak. Dengan begitu mereka tidak akan merasa ragu lagi kalau kebersihan tangan sebelum makan tetap terjaga kebersihannya. Dengan selalu memperhatikan kebersihan tangan sebelum makan dapat membantu dalam proses pencegahan penyakit yang masuk melalui tangan, karena semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan (Soekidjo Notoatmodjo, 2003:16).
 Lebih dari sebagian (59%) responden tidak bekerja sehingga mereka memiliki banyak waktu luang untuk menemani anak dalam segala aktivitas. Termasuk mengawasi kebiasaan yang dilakukan oleh anak. Seperti halnya memperhatikan kebiasaan yang dilakukan anak sebelum makan. Karena waktu mereka yang banyak diluangkan bersama anak, maka sangat mudah bagi mereka untuk mengawasi perilaku anak sehari-hari, terutama dalam hal mencuci tangan sebelum makan. Mereka harus mendapatkan perhatian yang lebih dari orang tua atau setidaknya mereka bisa menjadi teman bagi anaknya agar mereka bisa merasakan kasih sayang (A. Aziz Alimul Hidayat).
 Lebih dari sebagian responden memiliki 2-3 anak (67%), dengan demikian orang tua sudah berpengalaman dalam merawat anak, termasuk mendidik anak, misalnya mengajarkan kebiasaan mencuci tangan sebelum makan. Orang tua dapat membagi perhatiannya ke setiap anak mereka secara merata. Anak yang lebih besar mejadi contoh adik-adiknya, sehingga melalui pengalaman yang ada, dapat memudahkan orang tua dalam mengajarkan cuci tangan sebelum makan pada anaknya. Orang tua seperti ini juga dapat memberikan penjelasan yang lebih baik kepada anaknya, terutama penjelasan tentang pentingnya mencuci tangan sebelum makan. Penjelasan yang mudah dipahami oleh seseorang anak adalah dapat diwujudkan dengan suatu perbuatan, seperti halnya bersedia melakukan cuci tangan sebelum makan, setelah diberi penjelasan (Steven P. Shelor :593). Hal tersebut akan menjadikan suatu kebiasaan anak mencuci tangan sebelum makan tanpa disuruh oleh orang tua atau siapapun.
Pada gambar 4.6 menunjukkan lebih dari sebagian (56%) berumur 4 tahun, merupakan masa sekolah anak dimana anak mulai tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia. Pada usia ini kehadiran orang tua sangat diperlukan terutama memperhatikan prilaku anak sebelum makan. Bahkan terkadang mereka minta perhatian lebih besar dari orang tua dan meminta orang tua untuk selalu menemani. Peran orang tua dalam kegiatan mencuci tangan sebelum makan sangatlah penting karena orang tua merupakan orang pertama yang dipercaya oleh anak dalam segala hal. Pada masa ini dorongan dari orang tua sangat diperlukan agar anak dapat berinteraksi sosial dengan lingkungan sehingga anak tidak selamanya harus tergantung penuh pada orang tua (A. Aziz Alimul Hidayat).
Pada gambar 4.7 menggambarkan bahwa lebih dari sebagian (56%) anak kelas 1 berjenis kelamin perempuan. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kedisiplinan. Bahwa anak perempuan cenderung lebih disiplin, bersih, rapi dan penurut. Sehingga sangat mudah untuk memberi nasehat tentang pentingnya suatu kebiasaan mencuci tangan sebelum makan. Dengan demikian suatu kebiasaan mencuci tangan sebelum makan akan menjadi suatu kebiasaan lebih, oleh anak perempuan dibandingkan anak laki-laki (A. Aziz. Alimul Hidayat). 
Selain uraian di atas kenyataan peran orang tua yang cukup, juga disebabkan berbagai keadaan yang termasuk dalam keterbatasan peneliti dan instrumen dari penelitian yang belum pernah diuji cobakan terlebih dahulu. Dan juga terbatasnya tempat penelitian yang hanya dilakukan di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya, sehingga hasilnya kurang valid dan respresentatif. 

                                                                  BAB V
                                                  KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peran orang tua dalam kegiatan mencuci tangan sebelum makan pada anak di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya maka peneliti dapat mengambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :
5.1Kesimpulan
Peran orang tua dalam kegiatan mencuci tangan sebelum makan pada anak di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya mayoritas baik (88,9%).

5.2Saran
Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut :
5.2.1Bagi Orang Tua
Setiap orang tua hendaknya tetap mempertahankan bahkan meningkatkan perannya dalam mengajarkan kebiasaan mencuci tangan sebelum makan, baik di rumah maupun di sekolah.
5.2.2Bagi Guru
Bagi guru hendaknya memberikan penjelasan tentang pentingnya mencuci tangan sebelum makan kepada anak, termasuk pengawasan saat jam istirahat (anak jajan di sekolah).
5.2.3Bagi Peneliti Berikutnya
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang gambaran peran orang tua dalam kegiatan mencuci tangan sebelum makan pada anak di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya I menggunakan kuesioner yang telah diujicobakan dan jumlah sampel yang lebih besar.


DAFTAR PUSTAKA
A. Aziz Alimul tiidayat, (2005), Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I, Jakarta Salemba Medika
Burhanuddin Salam, (2000), Etika Individual, Jakarta: Rineka Cipta.
Julif, D.B. (1994), Kesehatan Anak di Daerah Tropis, Jakarta: Bumi Aksara.
Kartini Kartono, (1999), Psikologi Wanita (Psikologi Perkembangan), Bandung:Mandar Maju.
Kartini Kartono, (1999), Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan), Bandung:Mandar Maju.
M.Djawad Dahlan, (2000), Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta: EGC.
Markum, A.H. (1996) 11mu Kesehatan Anak, Jakarta: Balai Pustaka.
Muhammad Muhydin, (2003), Eijak Pendidikan Anak dan Cerdas Memahami Orang Tua, Jakarta: Lentera. -
Nasrul Effendi, (1998), Dasar-Dasar Kesehatan Masyarakat, Jakarta : EGC.
Soekidjo Notoatmodjo, (2003), Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta PT. Rineka Cipta.
_______, (2005), Metodologi Penelitihan Kesehatan, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
_______, (2002), Metodologi Penelitihan Kesehatan, Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Nursalam, (2001), Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperaswatan Jakarta: Salemba Medika.
_______, (2003), Konsep don Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.
Potter Pery (2005), Fundamental of Nursing, Jakarta: EGC.
Sugiyon, (2006), Statistika Untuk Penelitian, Bandung : Alfa Beta.
Yupi Supartini, (2004), Tumbuh Kembang Anak, Jakarta : EGC.




Lampiran 2

FORMULIR PERMOHONAN MENJADI PESERTA PENELITIAN
Gambaran Peran Orang Tua Dalam Kegiatan Mencuci Tangan Sebelum Makan Pada Anak di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya
Kepada Yth :
Bapak / Ibu / Saudara Selaku Perawat
Di Tempat
Saya adalah mahasiswa Akademi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya , mengharap partisipasi Bapak / Ibu dalam penelitian saya yang berjudul ”Gambaran Peran Orang Tua Dalam Kegiatan Mencuci Tangan Sebelum Makan Pada Anak usia 3 – 4 tahun di TK ST Aisyiyah Bustanul Akhfa 23 jln. Mojo Kidul No 3 Surabaya”.
Dan juga mengharapkan tanggapan dan jawaban yang diberikan sesuai dengan kebenaran dan kenyataan yang Bapak atau Ibu lakukan dalam penelitian ini. Saya menjamin kerahasiaan jawaban dan identitas Bapak atau Ibu atas informasi yang Bapak atau Ibu berikan hanya untuk pengembangan ilmu keperawatan.
Tanda tangan di bawah ini menunjukkan Bapak atau Ibu telah diberi informasi dan memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.



Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN 

” GAMBARAN PERAN ORANG TUA DALAM KEGIATAN MENCUCI TANGAN SEBELUM MAKAN PADA ANAK USIA 3 – 4 TAHUN di TK ST AISYIYAH BUSTANUL AKHFA 23 JLN. MOJO KIDUL NO 3 SURABAYA”


                                                                                                                Oleh :



                                                                               ZUL ADHARIANSYAH 
                                                                                NIM. 06.610.114.078

Setelah saya membaca maksud dan tujuan dari penelitian ini,maka saya dengan sadar menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, tanda tangan saya dibawah ini sebagai bukti kesediaan saya menjadi responden penelitian.


                                               


Tidak ada komentar:

Posting Komentar